Jakarta Love Story Chapter 3
"Ya sombong lo sekarang gak ada kabarnya?" Suara Ferdy dari HP Arya. "Sory fer gw uda gak bisa keluar kaya dulu lagi" balas Arya. "Ya sekali-sekali keluarlah, gak bosen lo dirumah mulu? Gw sama anak2 diStad**m( nama tempat clubnya beneran soalnya :v ) ni". Balas ferdy. "Sory deh, kalo lo lagi dikemang gak ape2 deh". Balas Arya. "Ok deh kalo gitu, tar kalo uda punya kapal pesiar baru lo kabarin gw ye" ledek Ferdy. "Ok, sory banget fer" jawab Arya singkat. Arya menatap gedung2 balkon apartemennya, matanya menerawang jauh mengingat masa lalunya. Masa lalu yang penuh hura-hura yang sia2 telah ia lalui, puncaknya saat ia digerebek oleh polisi dirumah temannya saat pesta sabu. Ia dan semua temannya memang bebas, semua keluarga dan teman-temanya mengurus rehabilitasi dengan biaya yang tidak sedikit tentunya. Sekarang ia tidak sebebas dulu lagi, sekarang ia 'diawasi' oleh 'mata' suruhan ayahnya. Dan ia pun menyadarinya.
'Ping' bbm diandroid Arya berbunyi, "besok pas siang aja lo anterin gw" BBM dari Ira. "Traktir gw lo" balas Arya. "Iye gampang" balas Ira. "Sip" balas Arya singkat. "Besok jadi lo nganterin bohay?" tiba-tiba Kirana mengirim chat. "Iye jadi" balas Arya. "Kapan" balas Kirana. "Pas jam makan siang, oiye tuh cowo lo norak banget sih, mane punya temen lo kalo cowo lo posesif gitu?". "Iya tadi juga gw diomelin, emang dia gitu suka ngelarang larang" balas kirana. "Hahahahaha sukurin, bilang sama cowok lo besok beli rante terus kurung deh lo dirumah, supaya gak bisa kemane-mane hahahaha" ledek Arya. "Songong lo, emang lo kalo ngomong suka sembarangan, gitu2 dia juga baik" balas kirana kesal. "Ya uda sih, lagian gw gak ngomong, gw ngetik" balas Arya. "Ngeles aje lo kaya bajaj". Balas kirana. "Gw gak naik bajaj, gw naik motor" balas Arya kembali. "Terserah lo, lagian bajaj juga uda bikin motor" balas Kirana. "Bodo, motor gw bukan bajaj ini" balas Arya. "Terserah lo lah" balas Kirana jengkel.
Pagi harinya Arya tiba dikantor "pak Hendra gak masuk?" Tanya Arya ke Kirana, tapi Kirana tak menggublisnya. Dia diam saja. Arya pun sadar atas kejadian semalam. 'Kriiing2' tiba2 telpon di meja pak Hendra berdering. Yuni mengangkatnya yang kebetulan sedang didekat situ. "Arya lo dipanggil keruang Dirut" kata Yuni. "Ngapain?" Tanya Arya. "Lo dipecat" samber Kirana. "Nyamber aje non, tadi ditanya diem aje" kata Arya. "Bodooo" balas Kirana sinis. "Arya cepet lo dipanggil" kata Yuni lagi. "Ok" balas Arya sambil beranjak pergi. Arya pun menuju ruangan dirut. Di depan ruangan dirut Arya liat Ira sedang pucat menahan sakit dimejanya. "Kenape lo?" Tanya Arya. "Uda lo masuk dulu, entar gw minta tolong ya?" Jawab Ira sambil memegang perutnya seperti kesakitan. "Ok. Tunggu ya, cuma sebentar kok gw" kata Arya sembari membuka pintu ruang dirut. "Pagi pak" sapa Arya. "Duduk" kata pak dirut. "Presentasi kamu kemaren bagus" kata pak dirut. "Ya itu gampang pak, saya cuma membacakan dan mejelaskan file di laptop, tampilin deh di mesin proyektor. Itu juga filenya kan yang buat pak Hendra" kata Arya menjelaskan.
"Sebagai calon pemimpin harus seperti itu, ingat jangan macam2 lagi" kata pak dirut. Pembicaraan berlangsung sekitar 30 menit. Ketika Arya keluar dari ruangan dirut Ira langsung teriak "lama banget sih!". Arya langsung mengisyaratkan tangan dimulut supaya jangan berisik. Arya langsung menengok ruang dirut, pak dirut sepertinya mendengar teriakan Ira. "Gila lo, pak dirut denger tuuh" kata Arya. "Iye2 maaf gw lupa" kata Ira sambil nyengir. "Lo mau nolongin gw kan?" Kata Ira lagi. "Tolongin apaan lagi?" Tanya Arya. "Tolongin beli kir*nt* sama pembalut" kata Ira. "Whaat the f*cking this!" Sekarang giliran Arya yang teriak. Dan dari siluet bayangan pak dirut juga mendengar teriakan Arya. "Ssst" giliran Ira menempel telunjuknya dimulut. "Ok2, emang si udin kemana?" Tanya Arya yang mulai tenang. "Dia lagi sibuk bersih2 kalo jam sekarang, please tolongin gw" kata Ira dengan wajah mau nangis karna berusaha menahan sakit.
Arya pun bingung, dunia seakan runtuh. Arya dihadapi pilihan yang sulit. "Kalo lo gak mau gak apa deh. Gw nunggu si udin aje" kata Ira. "Ok gw mau, merek pembalut lo apa?" Kata Arya yang akhirnya luluh. Ira pun senang, iya menyebut merek pembalutnya dan kasih uang ke Arya. Arya sudah tiba di supermarket seberang kantor. Ia membeli dua item pesanan Ira sambil buru2 kekasir, kasir yang melihat belanjaan Arya tersenyum-senyum yang membuat Arya tambah bete. Ia pun langsung buru2 pergi keluar. Ketika Arya dikantor ia berpas-pasan dengan Kirana, kirana melihat belanjaan Arya. Arya pun langsung mempercepat langkahnya ketempat Ira.
'Ping' bbm diandroid Arya berbunyi, "besok pas siang aja lo anterin gw" BBM dari Ira. "Traktir gw lo" balas Arya. "Iye gampang" balas Ira. "Sip" balas Arya singkat. "Besok jadi lo nganterin bohay?" tiba-tiba Kirana mengirim chat. "Iye jadi" balas Arya. "Kapan" balas Kirana. "Pas jam makan siang, oiye tuh cowo lo norak banget sih, mane punya temen lo kalo cowo lo posesif gitu?". "Iya tadi juga gw diomelin, emang dia gitu suka ngelarang larang" balas kirana. "Hahahahaha sukurin, bilang sama cowok lo besok beli rante terus kurung deh lo dirumah, supaya gak bisa kemane-mane hahahaha" ledek Arya. "Songong lo, emang lo kalo ngomong suka sembarangan, gitu2 dia juga baik" balas kirana kesal. "Ya uda sih, lagian gw gak ngomong, gw ngetik" balas Arya. "Ngeles aje lo kaya bajaj". Balas kirana. "Gw gak naik bajaj, gw naik motor" balas Arya kembali. "Terserah lo, lagian bajaj juga uda bikin motor" balas Kirana. "Bodo, motor gw bukan bajaj ini" balas Arya. "Terserah lo lah" balas Kirana jengkel.
Pagi harinya Arya tiba dikantor "pak Hendra gak masuk?" Tanya Arya ke Kirana, tapi Kirana tak menggublisnya. Dia diam saja. Arya pun sadar atas kejadian semalam. 'Kriiing2' tiba2 telpon di meja pak Hendra berdering. Yuni mengangkatnya yang kebetulan sedang didekat situ. "Arya lo dipanggil keruang Dirut" kata Yuni. "Ngapain?" Tanya Arya. "Lo dipecat" samber Kirana. "Nyamber aje non, tadi ditanya diem aje" kata Arya. "Bodooo" balas Kirana sinis. "Arya cepet lo dipanggil" kata Yuni lagi. "Ok" balas Arya sambil beranjak pergi. Arya pun menuju ruangan dirut. Di depan ruangan dirut Arya liat Ira sedang pucat menahan sakit dimejanya. "Kenape lo?" Tanya Arya. "Uda lo masuk dulu, entar gw minta tolong ya?" Jawab Ira sambil memegang perutnya seperti kesakitan. "Ok. Tunggu ya, cuma sebentar kok gw" kata Arya sembari membuka pintu ruang dirut. "Pagi pak" sapa Arya. "Duduk" kata pak dirut. "Presentasi kamu kemaren bagus" kata pak dirut. "Ya itu gampang pak, saya cuma membacakan dan mejelaskan file di laptop, tampilin deh di mesin proyektor. Itu juga filenya kan yang buat pak Hendra" kata Arya menjelaskan.
"Sebagai calon pemimpin harus seperti itu, ingat jangan macam2 lagi" kata pak dirut. Pembicaraan berlangsung sekitar 30 menit. Ketika Arya keluar dari ruangan dirut Ira langsung teriak "lama banget sih!". Arya langsung mengisyaratkan tangan dimulut supaya jangan berisik. Arya langsung menengok ruang dirut, pak dirut sepertinya mendengar teriakan Ira. "Gila lo, pak dirut denger tuuh" kata Arya. "Iye2 maaf gw lupa" kata Ira sambil nyengir. "Lo mau nolongin gw kan?" Kata Ira lagi. "Tolongin apaan lagi?" Tanya Arya. "Tolongin beli kir*nt* sama pembalut" kata Ira. "Whaat the f*cking this!" Sekarang giliran Arya yang teriak. Dan dari siluet bayangan pak dirut juga mendengar teriakan Arya. "Ssst" giliran Ira menempel telunjuknya dimulut. "Ok2, emang si udin kemana?" Tanya Arya yang mulai tenang. "Dia lagi sibuk bersih2 kalo jam sekarang, please tolongin gw" kata Ira dengan wajah mau nangis karna berusaha menahan sakit.
Arya pun bingung, dunia seakan runtuh. Arya dihadapi pilihan yang sulit. "Kalo lo gak mau gak apa deh. Gw nunggu si udin aje" kata Ira. "Ok gw mau, merek pembalut lo apa?" Kata Arya yang akhirnya luluh. Ira pun senang, iya menyebut merek pembalutnya dan kasih uang ke Arya. Arya sudah tiba di supermarket seberang kantor. Ia membeli dua item pesanan Ira sambil buru2 kekasir, kasir yang melihat belanjaan Arya tersenyum-senyum yang membuat Arya tambah bete. Ia pun langsung buru2 pergi keluar. Ketika Arya dikantor ia berpas-pasan dengan Kirana, kirana melihat belanjaan Arya. Arya pun langsung mempercepat langkahnya ketempat Ira.
Bersambung ke chapter 4
Comments
Post a Comment